SAMBUTAN

Selamat datang di
http://460033.blogspot.com
SARANA INTERAKTIF BERBAGI! http://460033.blogspot.com sangat mengharap sumbangan berbagai artikel dari para Pembaca yang budiman. Kesempurnaan hanyalah milik-Nya makadariitu http://460033.blogspot.com sangat mengharap kritik dan saran dari Pembaca. Rachmat W. P.

Selasa, 28 April 2009

KAMUS BAHASA NIAS _ A

A
a 1. huruf pertama dalam abjad Latin yang digunakan dalam Bahasa Nias; 2. kki makanlah. A göu fakhe: Makanlah nasimu. 3. dan (dalam pengucapan bilangan). Hönö a fitu ngaotu a fulu: Seribu (dan) tujuh ratus (dan) sepuluh.

abakha ks 1. dalam. Abakha sibai dögi nikhaora. Dalam sekali lubang galian mereka. fa-: kedalaman. 2. menjadi serius / mendalam 3. abakhabakha’ö kki tambah-tambahi sehingga menjadi masalah; bumbu-bumbui. Böi abakhabakha’ö wanutunö salua khömö: Jangan tambah-tambahi kisah yang kau alami.

abao ks 1. bengkak; 2. binal (untuk anak gadis / perempuan). Si mate abao: Si gadis binal; 3. abao dödö sakit hati. Abao dödögu khönia Aku sakit hati padanya.

abaöbaö ks berpenampilan kaku, tidak ramah, dan cenderung memancing kejengkelan orang lain. No abaöbaö niha da’ö. Sin. dömbadömbaö

abasö ks basah. Abasöga ba deu toho. Kami basah karena hujan lebat. lih. basö

abazöbazö ks masih berair, belum kering betul. No abazöbazö nasa newali: Pekarangan masih belum kering. No abazöbazö geu andre, tebai nasa nitunu. Kayu ini masih agak basah, belum bisa dibakar. Lih. olazalaza.

abe’e ks 1. keras. Eu sabe’e: Kayu keras. Am: Abe’e gae na no okafu: Pisang mengeras kalau sudah dingin. 2. abe’e dödö meyakini (tidak kuatir atau mengkuatirkan) seseorang atau sesuatu. Abe’e dödögu ia. Aku tidak mengkuatirkan dia (yakin akan penampilannya, perjalanannya, dsb.); 3. abe’e dandro keras pendirian; 4. sabe’e tandro orang yang keras pendirian; 5. abe’e högö keras kepala.

abeta ks 1. pindah. No ara me abeta ira moroi ba da’a: Sudah lama mereka pindah dari sini. 2. tersingkir. No abeta ia moroi ba dadaomania: Dia telah tersingkir dari jabatannya. Sin. aheta

abeto ks bunting (untuk binatang berkaki empat: babi, anjing, dsb.). Dipakai juga untuk perempuan yang hamil di luar nikah. lih. beto

abila ks 1. bengkok Eu sabila: Kayu bengkok; 2. abila lala sesat; ungkapan untuk orang yang sesat atau rusak moralnya 3. abila gera’era tidak jujur. Böi fao ba niha sabila era’era: Jangan ikut dengan orang yang tidak jujur.

aboto ks 1. pecah No aboto galasi khöda Gelas kita sudah pecah; No aboto gorahuara perkumpulan / organisasi mereka sudah pecah. Am: He aboto bakha, böi aboto baero: Perselisihan keluarga jangan sampai dibawa ke luar / diperlihatkan di luar. 2. aboto ba dödö mengerti, faham Me no ihaogö wangombakha, awena aboto sibai ba dödögu. Setelah dia menjelaskan dengan baik, saya baru sungguh-sungguh mengerti; 3. kefe saboto uang pecah. lih. arasa, boto

abö’a ks 1. melengkung ke arah belakang, lawan dari bungkuk. 2. manja. Abö’a ia me so ga’ania. Dia manja karena kakak/abangnya bersama dia.

aböda ks 1. urung, tak berkelanjutan. Aböda manö khöra huhuo da’ö: Pembicaraan mereka itu tidak berkelanjutan. Am: Fondrõni zabõda bakha: (har.) Penarik yang urung ke dalam: Sesuatu (misalnya pembicaraan) untuk pemancing agar seseorang mengeluarkan isi hatinya (yang enggan / susah dinyatakannya). 2. aböda lela dalam keadaan sekarat. lih. akandro.

abökha ks 1. retak, pecah-pecah, atau merenggang karena kekurangan cairan. Na aukhu dalu ba ahori abökha mbewe: Kalau panas dalam maka bibir pecah-pecah (sariawan). 2. agabökha pada pecah-pecah. Agabökha danö ba mbawa lökhö: Di musim kemarau tanah pada retak. lih. aukha, agazilazila.

abölö ks 1. kuat. Abölö ia wofanö Dia kuat berjalan; fa-: kekuatan 2. lebat. Teu sabölö: Hujan lebat. 3. ana’a sabölö kb emas murni.

abönö ks cukup. Abönö zi no so, böi nönö sa’e: Yang sudah ada cukup, jangan tambah lagi. lih. bönö, ibönö

abösi ks 1. (mata) penuh dengan kotoran yang mengering, terasa gatal, dan agak susah melihat; diakibatkan oleh penyakit mata. 2. buta 3. tidak mau melihat Böi abösi wamaigi si sökhi: Jangan menghindar melihat kebaikan.

abötu ks 1. (rasa sirih) terlalu banyak kapurnya. Afo sabötu: Sirih yang kebanyakan kapur. 2. terluka tipis di permukaan kulit akibat cakaran atau goresan, dsb. Abötu dangania: Tangannya tergores. 3. mati. Abötu gutu na labe dalu-dalu: Kutu (kepala) mati kalau diobati.

aböu ks 1. bau. So de’u si mate ba zi tambai nomo, aböu sibai. Ada tikus mati di sebelah rumah, bau sekali. 2. aböu bekhu, aböu böhö bau orang yang jarang mandi, atau bau anak yang baru selesai bermain-main.

abu dödö ks 1. sedih, susah. Abu dödögu wo’angeragö. Aku susah memikirkannya. fang-, kb. Oya sibai wangabu dödö ba ginötö iada’a: Banyak sekali kesusahan sekarang. 2. abula dödö kb. kesusahan. Böi nönö gabula dödögu: Jangan menambah kesusahan saya

abu’a ks 1. lunas Lö sahori ibu’a gömönia khögu. Utangnya kepadaku belum habis dibayarnya. 2. berbalas, seri. No möna ia, no abu’a ira. Dia menang, mereka seri.

abua ks 1. berat, sukar. Noro sabua: beban berat. fang-: kb pemberat 2. abua ba dödö Tidak ikhlas. Abua ba dödönia wanolo talifusönia: Dia tidak ikhlas membantu saudaranya. 3. fangabua gölö kb pengendur semangat. Fehedenia sadarö-darö tobali fangabua gölö niha: Perkataannya yang menusuk hati (tajam) mengendurkan semangat orang.

abuabua ks kelihatan “berbobot” karena membawa oleh-oleh atau sesuatu penghormatan kepada pihak lain. Abuabua ia me so ia, i’ohe zumangeda. Dia datang dengan “bawaan berat” ia membawa penghormatan kita.

aburu ks terkelupas (kulit) karena kena cairan panas. Aburu dangania göna fanikha wogore. Kulit tangannya terkelupas kena minyak goreng (panas).

abuso ks 1. kenyang. Abuso sibai ia: Ia kenyang sekali. 2. fangabuso kb rejeki; sesuatu yang dinikmati (konotasi negatif). Sinöndrania no tobali fangabuso niha bö’ö: Penghasilannya menjadi rejeki orang lain. Uso dödö ngalöngalö, fangabuso ndri mböhö: Kegembiraan lalat, pembuat nyamuk kenyang.

abuza (abuzabuza) ks tidak berwibawa, tidak dipercaya orang lagi, ucapannya tidak bernas karena sesuatu (berbagai) tindakannya yang menghancurkan reputasinya. Abuza ba dödö niha na fahuhuo ia: Tidak dipercaya orang kalau dia berbicara. No abuzabuza niha da’ö. Orang itu sudah kehilangan wibawa dan tidak dihormati orang lagi. lih. abozeboze, ahowihowi.

ada’uda’u ks agak takut; takut-takut. Ada’uda’u ia wanörö sibongi ha ya’ia (ha samösa). Dia agak takut pergi malam hari seorang diri.

adada ks 1. melorot; hampir jatuh. Oluo khönia zaraewania, irege adada tou. Celananya kebesaran sehingga melorot. 2. turun dari posisi normal. Börö me oya mbua maga, ba adada ndraha-ndraha: Karena berbuah banyak, dahan-dahan mangga pada turun. Adada gota mbawi na lö ara tö mo’ono. Perut babi menurun saat menjelang beranak. 3. lepas; tak terjangkau Am: Adada gohitö si lö dayadaya. Tanpa modal, persiapan, dan perencanaan yang baik, sesuatu target atau tujuan tak terjangkau (akan lepas). 4. rusak Ibörögö adada sa’e nomo da’ö börö me lö sangiagö: Rumah itu mulai rusak karena tidak ada yang mendiami. Adada gorahua si lö fahasara dödö: Tanpa kekompakan, suatu perkumpulan akan hancur.

adawadawa ks rendah (untuk pohon, rumah). No adawadawa nomo da’ö. Rumah itu kelihatan rendah.

adö’ö ks tersedak.

adogo (adogodogo) ks 1. pendek; singkat. Huhuonia no adogodogo sibai: Pidato / khotbahnya singkat sekali. 2. adogo’ö persingkat; singkatkan Adogo’ö manö wangombakha: Singkatkan saja menceritakan / menuturkan

adölö ks 1. lurus. Adölö sibai lala sibohou mufazökhi andrö. Jalan yang baru dibangun itu sangat lurus. 2. menuju ke. Hezo adölö ami ? Hendak menuju ke mana kalian ?

adöni ks 1. tertarik Adöni dödögu wamaigi gayania wanunö. Saya tertarik melihat gayanya bernyanyi. Adöni tanö ba da’a. Tertarik ke arah sini.

adu kb patung. Adu zatua: Patung leluhur. Me föna manömba adu Nono Niha. Di zaman dahulu, Orang Nias menyembah patung.

adudu ks ambruk; runtuh; roboh. No adudu ba nangi nomo sibohu mufazökhi andrö. Rumah yang baru dibangun itu telah runtuh karena angin.

adulo kb 1. telur. Adulo manu: telur ayam. Safusi gadulo: Putih telur. Sa’usö gadulo: Kuning telur. 2. mangadulo bertelur. Mangadulo khöda manu. Ayam kita bertelur.

aduwa ks 1. tumpah. Böi da’ida’i wholohe ena’ö böi aduwha. Hati-hati membawa agar jangan tumpah. 2. tumpah ruah (manusia). Börö me ahatö ndröfi sibohou, aduwha niha ba harimbale. Karena tahun baru sudah dekat, manusia tumpah ruah ke harimbale (pasar / pekan mingguan desa).

abusa ks lecet; lepuh; terkelupas. Abusa guli gahenia ba wamake badagahe sibohou andrö. Kulit kakinya lecet karena sepatu baru.

ae 1. kki (= ae’e) pergi. Ae ombakha’ö khöra wa no tohare domeda. Pergi beritahukan pada mereka bahwa tamu kita sudah datang. Böi ae (ae’e) ha ya’ugö: Jangan pergi sendirian. 2. pernyataan rasa kesal atau kurang senang. Ae …, hana wa ölau da’ö. Ah, mengapa engkau berbuat begitu. 3. kkt amat; sangat Ara ae larugi Lama sekali mereka sampai. Ebua ae nomo sawena mufazökhi andrö. Besar sekali rumah yang baru dibangun itu. Dalam pengertian (3) ini ae, selain menerangkan kata sifat, juga menggambarkan perasaan (kekaguman, kekesalan, kekecewaan, dsb.) seseorang terhadap sesuatu hal yang diamati atau dialaminya.

a’ebu ks bungkuk. Niha sa’ebu: Orang bungkuk.

aefa ks 1. lepas. No aefa dagutagu zinga mbarunia. Jahitan di pinggir bajunya lepas. 2. kk berakhir, selesai. No aefa rafe mbanua. Pertemuan desa sudah berakhir. 3. sesudah; lalu. Lafaku ua, aefa da’ö laboboto: Dicangkul dulu, lalu digemburkan. 4. lahir. No aefa nono khö Nina Harita: Anak Ina Harita telah lahir.

aefata kkt keterlaluan. Aefata na lö ö’ila lalau ba fasa: Keterlaluan kalau engkau tidak tahu jalan ke pasar.

aekhu kk 1. jatuh. Sin. atoru No aekhu gofekofegu. Dompet saya jatuh. 2. bermuara pada sesuatu (kebaikan, kejahatan, dsb). Aröu’ögö moroi ba mbuabua si lö sökhi saekhu ba wa’atekiko. Jauhilah perbuatan jahat yang menuju kehancuran. 3. aekhu luo matahari terbenam. lih. aekhula 4 aekhu niha orang banyak datang / berdatangan. Aekhu niha me larongo so nomo sakhozi: Orang banyak berdatangan ketika mendengar ada rumah terbakar.

aelo ks 1. licin. (Böi) da’ida’i wanörö lala saelo. Pelan-pelan berjalan di jalan licin. 2. aelo lela cadel; tidak bisa mengucapkan huruf R dengan jelas.

aeru ks 1. menyempit. Aeru lala da’ö börö me lö asese latörö niha. Jalan itu menyempit (kiri-kanan ditumbuhi semak) karena jarang dilewati orang. 2. langsing 3. aerua kb bagian yang menyempit. Aeru lafoyo: Lingkar pinggang kecil sekali.

aetu ks 1. putus. Oya zaetu lala ba mbaŵa deu: Selama musim hujan banyak jalan putus. 2. selesai. No aetu rafe. Pertemuan sudah selesai. 3. aetula - angetula kb putusan, simpulan.

a’ewo ks sudah cukup tua tapi belum nikah. Sin. atua barö.

afaito ks 1. nakal. Afaito sibai nono da’ö: Nakal sekali anak itu. 2. jahat Afaito ae niha da’ö: Orang itu jahat sekali.

afasi kb kapas.

afatö ks 1. patah. Afatö döla geu ba nangi sabölö. Karena angin kencang batang kayu patah. 2. afatöla kb patahan. 3. afatö dödö kecewa. 4. afatö-fatö lantang. Afatö-fatö na fahuhuo ia: Lantang kalau ia berbicara.

afau ks parau.

afeto ks pahit. Afeto sibai daludalu nibe’e doto andrö. Obat yang diberikan dokter itu pahit sekali. Am: Alawa luo, afeto duo, aisö nidanö mbanio. Har: Hari makin siang, tuak terasa pahit, air kelapa terasa asam.

afi 1. kb sayap. Afi marafadi: Sayap merpati. Tebai muhombo wofo da’ö, no afatö gafi. Burung itu tidak bisa terbang, sayapnya sudah patah. 2. kb api. Kureta afi: kereta api. Di sini, afi merupakan kata serapan dari Bahasa Indonesia melalui perubahan huruf (bunyi) “p” menjadi “f”. Kureta adalah juga kata serapan dari Bahasa Indonesia.

afi’afi kb korek api; mancis; geretan. Alui gafi’afi, tatunu wandru. Cari korek api, kita menyalakan lampu. Afi’afi lele adalah nama khusus untuk korek api. Ono gafi’afi batang korek api.

afiso aj 1 tuli. 2 (niha) safiso orang tuli. No i’osafiso ia me lahede’ö ia. Ketika dia ditegur dia berlagak seperti orang tuli

afo kb sirih. Terdiri dari daun sirih (tawuo), kapur (betua), gambir (gambe, fangoyo), pinang (fino) dan (kadang-kadang) tembakau (bago). Pembuatannya adalah sebagai berikut. Selembar daun sirih dibelah dua, tangkai daun dibuang, dan ujung daun yang lancip dipotong. Di atas permukaan bawah (punggung daun) dilengketkan kapur secukupnya, lalu daun (atau getah) gambir diletakkan di atasnya. Lantas daun sirih yang telah dibubuhi kapur dan gambir tadi dilipat tiga sehingga campuran tadi tertutup dalam lipitan tersebut. Di atas lipatan itu diletakkan pinang, lalu daun sirih tadi digulung, berintikan pinang. Sirih siap ditawarkan atau diedarkan. Kadang-kadang tembakau dicampur sewaktu penyiapan, atau secara terpisah dimasukkan ke dalam mulut oleh si penyantap sirih.

afusi ks 1. putih. Afusi mbaru nifakenia. Baju yang dipakainya berwarna putih. 2. lurus, bersih. Afusi dödönia khögu. Hatinya lurus / bersih (tidak punya maksud jahat) padaku.
afuru ks tumpul. No ara lö mudali mbalatu andre, afuru sibai. Pisau ini sudah lama tidak diasah, tumpul sekali.

aisö ks 1. asam. Aisö raso ndrima, ami raso nidanö döwu. Jeruk berasa asam, air tebu berasa manis. 2. masam. Aisö mbawania khögu. Mukanya masam kepadaku.

a’usö ks kuning.

asoso ks masak; matang. No asoso gae ba hogu. Pisang telah masak di pohon.

ataha ks mentah. Ataha nasa mbua ndruria khöda, tebai niteu. Buah durian kita masih mentah, belum bisa dipetik.

aukhu ks panas; masak. No aukhu nidanö, fazökhi öda kofi. Air sudah panas (masak), buatkan kopi untuk kita. Aukhu nösigu, mofökhödo. Badanku panas, saya sakit.

anehe ks mengenal seseorang / sesuatu dengan baik. Ha samuza falukhaga, andrö lö anehedo sibai ia. Kami baru berjumpa satu kali, makanya saya tidak begitu mengenalnya.

anigo ks terganggu oleh bunyi, perbincangan atau perbuatan yang tidak menyenangkan. Anigo ndra’o gamuatami. Aku muak dengan perbuatan kalian. Böi mifaguagua, anigo namada. Jangan ribut, ayah terganggu.

alukhö ks tidak/belum pernah. Alukhö möido ba mbanuami. Saya belum pernah ke kampung Anda.

alözö ks (sesuatu) tidak muat atau terlalu ketat karena yang dilalui sempit. Alözö khönia zaraewania. Celananya kesempitan. Id: Niha salözö(lözö) uto. Orang yang tidak berpikir panjang dan emosional.

ambala kb selimut.

alakha tabu. Böi falele, alakha. Jangan memaki, itu tabu.

alawö ks segan, sungkan. Alawö ia wehede khö zibayania. Dia segan berbicara pada pamannya. Ungakapan lawö-lawösi (= segan-segan) terkait erat dengan kata alawö dan kemungknan besar muncul dari kata itu. Böi lawö-lawösi wahuhuosa khönia. Jangan segan-segan berbicara kepadanya.

amatöröwa kb 1. kerajaan, daerah kekuasaan, jajahan. He wa’ae lö arara, no irai möi amatörö Nifo soi Indonesia. Walau tidak lama, Indonesia pernah menjadi jajahan Jepang. 2. bawahan, suruhan, seseorang/kelompok yang tunduk pada seseorang / kelompok lain. Böi bali’ögö amatöröwania, faoma ono ami. Jangan tunduk padanya (= jangan mau disuruh-suruh), kalian sederajat.

alawa ks 1. tinggi. No alawa döla ndruria nitanögu no andrö. Pohon durian yang saya tanam dulu sudah tinggi. 2. alawa niha berpostur tinggi. Alawa niha ga’ada. Abang kita berpostur tinggi.

amakhaita kb hubungan kekerabatan; kerabat.

asule kb senjang.

amuata kb amuata. Sökhi sibai gamuata nono da’ö. Baik sekali kelakuan anak itu.

alui kki 1. cari. No atoru nono kusi, da ta’alui. Anak kunci telah jatuh, mari kita cari. 2. fangalui mata pencaharian. Fangalui bisa juga berarti (proses) pencarian. Ada kecendrungan menggunakan awalan fo- sehingga menjadi fo’alui. Pemakaian awalan fo- di sini tidak tepat. Moguna khöda sete ba wangalui falölöwa saekhu tou. Kita memerlukan senter untuk mencari jarum yang jatuh.

angango kb dahi. No mesokho gangangoia, göna osö-osö. Dahinya luka kena paku.

araro kb langit-langit mulut.

ati’ati kb anting-anting. Ifake gati’ati ana’a. Dia memakai anting-anting emas.

aya 1. kb kalung. 2. kki ayak. Hamo ni’aya. Tepung ayakan.

alo’alo kb Bau tak sedap dari ketiak. Aböu alo’alo

ahele ks tergelincir. Ahele ia wanörö lala saelo. Dia tergelincir di jalan yang licin / becek.

awhökhu kb empedu.

angaya ks menipu, tidak benar, tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Fali’era si lö angaya: Neraca (alat timbangan) yang mengukur dengan benar (yang sudah dikalibrasi). Faliera sangaya. Alat timbangan yang memerlukan kalibrasi.

ara’ara danõ kb sejenis cacing tanah yang mengeluarkan bunyi nyaring pada malam hari. Humede zui gara’ara danõ. Cacing tanah berbunyi lagi.

arara ks sunguh; benar. Arara niwa’öu. Benar yang engkau katakan.

arara dödö ks terhibur. Arara dödögu me no öhaogö wanutunö. Hatiku terhibur setelah engkau menceritakan / menjelaskan dengan baik.

alahoitö ks dewasa; matang; sudah bisa kawin. Alahoitö ndra’ugö, ba lö ö’ila obabaya halöwöu. Engkau sudah dewasa tetapi belum bisa mengerjakan sendiri pekerjaanmu (masih perlu dikomandoi).

alau 1. jatuh Sin. alabu 2. masuk ke dalam (jebakan). Alau ia ba ndra’alawe. Ia masuk jebakan perempuan. 3 dikawini. No alau zihene ba manu meda: Ayam dara sudah dikawini ayam bangkok.

angetula kb simpulan, putusan. Moguna mu’ombakha’ö ba zato gangetula rafe ma’ökhö. Perlu diberitahukan kepada khalayak putusan rapat hari ini.

alimbama ks terkena penyakit yang (dipercaya) diakibatkan makhluk halus. Sin. tesafo

arawi 1. kb musang. No alau garawi ba mbölödi. Musang masuk perangkap. 2. ks sobek, robek. Arawi mbarunia, tokhai ba gosö’osö. Bajunya sobek tersangkut pada paku.

atoru jatuh sin. aekhu. No atoru laedurugu. Cincinku jatuh. No atoru mbua ndruria, ae halö. Durian sudah jatuh, pergi ambil.

aekhula kb barat. An. atumbukha Mofanö ira adölö ba gaekhula. Mereka pergi menuju ke barat.

asio kb garam. Ami asio asin. Afeto asio keasinan (karena kebanyakan garam).

aso’a tumbang. Aso’a geu sebua na nagi sabölö. Pohon besar tumbang karena angin kencang.

alitö kb api. Holahola galitö. Nyala api. Eu galitö. Kayu api. Ewua’ö khöda galitö Nyalakan api untuk kita.

azuni kb sarang. Azuni wofo. Sarang burung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda, sumbangsih Blog saya...