Bakar Batu | ![]() | ![]() | ![]() |
Ditulis oleh Lase, Ferdinando |
Rabu, 06 Mei 2009 00:02 |
Mungkin Anda bertanya-tanya tentang judul dari artikel ini. "Apa sebenarnya bakar batu itu?" "Mengapa batu harus dibakar?". Bakar batu merupakan sebuah kegiatan masak-memasak. Namun disinilah letak keistimewaannya. Barangkali Anda tidak pernah membayangkannya sebelumnya. Media yang dipergunakan untuk memasak adalah BATU. Yah... batu-batu yang dibakar hingga panas memijar. Masyarakat pegunungan Papua dan beberapa daerah pesisir menggunakan metode bakar batu untuk mengolah makanan mereka. Masyarakat Paniai menyebutnya dengan 'gapii' atau 'mogo gapii', sementara masyarakat Wamena menyebutnya 'kit oba isago'. Sementara masyarakat Biak menyebutnya dengan 'barapen'. Kata 'barapen' sepertinya sudah menjadi kata yang umum di Papua (mungkin karena mudah diingat dan diucapkan). Umumnya kegiatan bakar batu ini dilakukan untuk menyiapkan hidangan dalam sebuah upacara besar. Upacara-upacara ini bisa dalam bentuk upacara pengucapan syukur, perdamaian (untuk mengakhiri perang antar suku), dan upacara-upacara adat lainnya. Hal yang menarik dari kegiatan bakar batu adalah melibatkan banyak orang. Disinilah akan terlihat betapa tingginya solidaritas masyarakat Papua. Proses persiapan hingga matangnya makanan pun terbilang cukup lama, sehingga umumnya pada saat menunggu proses matangnya makanan biasanya dipakai oleh kaum muda untuk menari-nari (tergantung upacara yang sedang berlangsung). ![]() Mempersiapkan umbi-umbian Setelah batu-batuan itu siap, maka dengan menggunakan penjepit yang terbuat dari kayu mereka mulai mamasukkan sebagian batu-batuan tersebut ke dalam dasar lubang. setelah itu ditutupi dengan daun pisang. Lalu bahan makanan seperti daging ditempatkan di atasnya. Daging pun ditutupi dengan menggunakan daun pisang (daun yang lebar) lalu batuan panas lainnya diletakkan di atasnya, kemudian daun pisang lagi. Bahan makanan berikutnya yang dimasukkan adalah umbi-imbian, lalu daun pisang , batu, daun pisang dan sayur-mayur, daun pisang dan diakhiri dengan berbagai macam dedauanan bahkan rumput. Lapisan akhir ini dipergunakan untuk mencegah keluarnya uap panas dari dalam lubang. ![]() Dan hasil masakannya? Bagi sebagian orang yang tidak terbiasa mungkin akan merasa agak risih karena makanan itu diolah di dalam lubang dalam tanah. Namun... saya jamin, sekali mencoba.... Anda akan ketagihan. Kok bisa??? Yah... karena itulah pesona Papua. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda, sumbangsih Blog saya...